
I’ve been loving English Language (EL), since primary school.
While other kids at my age watched cartoons, I watched Knight Rider instead. David Hasselhoff was attractive enough at that time, even for a primary schooler 😁
Virtual friend gave you his/her ‘Like’, real-life friend gave you a bold hand-shake.
Virtual friend commented on your status, real-life friend gave face-to-face advice.
Virtual friend sent you emoticons, real-life friend shared with you real emotions.
Virtual friend sent you a ‘hug’ emo, real-life friend gave you a warm hug.
Wiiih, gaya bener judulnya ya? Hihi.. Tapi isi tulisan ini sama sekali nggak berat kok. Cenderung ‘sepele’ malah 😅
Inspirasi untuk tulisan ini saya dapat sekitar 1,5 tahun lalu, dari terapis okupasinya Alma di RSIA Hermina Pasteur, waktu Alma masih menjalani terapi okupasi sebagai bagian dari terapi wicara (lihat cerita lengkapnya disini).
Setiap mau masuk ruangan terapi, Alma (waktu itu 2 tahun 4 bulan), harus buka sepatu sandal/sepatunya. Waktu itu, saya selalu bantu karena sebelumnya memang nggak pernah saya ajarin. Maklum, dulu saya mikirnya, “Biar cepet dan praktis 😁 Kalau mau pergi, nunggu anak pakai/lepas sandal/sepatu sendiri, ribet. Makan waktu”. 😅
Continue reading “Cara Sederhana Tumbuhkan Kemandirian Anak”
To be honest, I am not a social media junkie.
Not the kind who feel comfortable to share my personal life to some strangers in social media. Not the one who updated where I have been or what I have done, every-single-hour.
Resep pertama di tahun 2015 😉
Sudah hampir 6 bulan saya sama Alma “menetap sementara” di Bandung, cukup beralasan karena memang ada keperluan yang waktunya kurang bisa diprediksi. Gimanapun, yang terpenting adalah semua hasil kesepakatan sama si Ayah 😊 #eh kok malah curhat 😅
Ok balik lagi 😁
Cukup lamanya saya sama Alma meninggalkan Penang, ternyata bikin saya kangen sama satu jenis makanan Jepang yang waktu awal saya coba, langsung jatuh cinta sama rasanya 😍
Continue reading “[Resep] Homemade (Assorted) Mushroom Soup”
This is a story of a girl and her mother. A week(end)ly story of an elementary school girl, the only daughter in the family: Going (involuntarily) to the traditional market with her mother.

Continue reading “[EF #2] The (Once) Little Girl’s Unexpected Dream”
“Siapa sih saya? Emang ada yang mau baca kalau saya bikin tulisan macam curhat?”
Pikiran-pikiran begitu sering sekali mendengung di kepala, bahkan sampai detik ini 😅 Tapi, sebagai bagian dari rasa syukur dan terima kasih, rasanya perlu juga sedikit flashback, mumpung masih awal tahun 😉 #hihi..sok penting 😛 Nggak apa lah ya, diary pribadi ini 😀
2014 adalah tahun yang cukup spesial buat saya. Di tahun inilah ada dorongan ‘dahsyat’ yang bikin saya punya ‘rumah curhat’ yang cukup ‘hidup’, selain diary bergembok jaman SD dulu 😅
It’s been 30 years.
No words can describe how much you’ve done for me, for us.
Ever since the first moment I could only lay down in my crib and cry, up until the moment we argued about things and I made you cry… 😥 Continue reading “Dear Mama…”
Ramadhan tahun 2014 kemarin, berasa banget lagi merantau-nya. Setiap hari harus putar otak menyusun menu buka puasa plus takjilnya.
Kalau yang udah expert sih nggak masalah mungkin ya, tapi saya kan ‘chef’ amatiran yang terjun ke dapur karena kekuatan ‘terpaksa bin kepepet’, hehe 😝
Tapi nggak apa-apa juga sih, lama-lama masak tuh jadi semacam hobi buat saya. Betah di dapur, betah coba resep sana sini, betah berantakin, tapi nggak betah beres-beresnya 😝 hihi..
In life, one long journey, many phases are encountered.
Phases of life.. each with different kinds of roads, intersect one another.
At the intersection, one road leads to another…. and yet, you are clueless, in a way, guessing which road to choose, where this road would take you, how this road would end, and what kind of phase you would face afterwards.
Inget banget pertama kali mutusin bikin menu ini, awalnya karena kebingungan gimana lagi mau ngolah ayam kampung selain bikin sup, hehe 😁
Waktu itu Alma masih umur setahunan, jadi kemampuan mengunyahnya juga masih level beginner lah ya, hihi.. 😄
Otomatis kalau ayam kampung begini, yang notabene lebih alot kalau dimasak, saya lebih memilih untuk cari menu rebus supaya ayamnya lebih empuk. Pertimbangan lain, ayam kampung yang dibeli segar (masih dalam keadaan hidup dan dipotong saat ada yang beli), bakal enak bangettt bangetttt kalau jadi kaldu alias direbus. Super deh gurihnya 😉
Sekitar 1 bulan lalu, ada beberapa gambar produk makanan yang ramai dapat respon mengagetkan di media sosial. Makanannya sih biasa.. bahkan terlihat cukup ‘akrab’ dikonsumsi anak-anak.
Terus, apa yang bikin kaget?
Ternyata di labelnya tercantum tulisan:
Disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah lima tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Jreeeeng!
Alhamdulillah.. Perdana ikut lomba menulis, tulisan ini diapresiasi jadi salah satu pemenang favorit 🙂

***
Pada tahun ke-tiga kehidupannya, pertumbuhan otak anak mencapai 85% dari total volume otaknya saat dewasa, dengan berat 1,2 kg, yaitu empat kali lipat dari berat otaknya saat lahir. Sementara, berat otak orang dewasa adalah 1,4 kg. Wow!

Tidak salah ya, kalau umur 0-3 tahun atau seribu hari pertama kehidupan anak sering disebut ‘masa keemasan’, karena pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat.
Continue reading “StimuLearn: Bantu Berikan Stimulasi Optimal untuk Anak”
Omelet!
Menu ‘standar’? Tunggu dulu.. Ini bukan omelet biasa 😉
Masih bicara seputar kebutuhan zat besi anak dan daging merah sebagai salah satu sumber zat besi ‘terbaik’ (intip cerita saya soal ini di tulisan sebelumnya), menu ini ceritanya gak sengaja jadi menu ‘wajib’, hehe.
Continue reading “[Resep] Omelet Daging Cincang (Beef Omelette)”

Sebelumnya, saya selalu masak daging dalam bentuk daging cincang buat Alma. Tapi lama-lama, kok ya cape juga harus terus menerus giling daging. Maklum, gak punya food processor niih, yang ada cuma chopper yang kapasitasnya kecil, 100 gram saja setiap kali giling. Capeee kalau giling daging 250 gram buat stok harus sampai 3 kali kerja, “Buuu..berisik”, kata Alma, hehe.
Bukan cuma cape dan berisik, membersihkan chopper-nya setelah dipakai giling juga lumayan susah, sisa daging nyelip dan nyangkut di bagian-bagian kecil yang susah dijangkau untuk dibersihkan.
Alasan terakhir, yaa pengen eksperimen juga dengan menu lain yang tanpa digiling, biar gak bosen juga kaan 😉 Hehe.. Sebenarnya sih biar gak bosen dan gak ribet harus bikin menu lain buat Ayah-Bubu, biar bisa sekalian kaan menu nya dimakan bertiga.. Praktis ;p hihi..
Nah, kenapa sih ‘ribet’ amat ‘memaksakan diri’ untuk masak daging buat anak?
Duluuu sekali, waktu Alma baru mulai mengenal makanan padat, MPASI, rasanya setiap bulan selalu ribet memikirkan soal kenaikan berat badannya. Apalagi, setelah menginjak umur 1 tahun, dan setelahnya. Berat badannya hampir selalu kurang dibanding anak lain seumurnya.
Sempat ngobrol dengan beberapa teman terdekat dan di forum-forum, katanya ada beberapa kemungkinan penyebab berat badan anak susah naik, salah satu di antaranya adalah kekurangan zat besi. Biasa lah yaa, namanya anak pertama, ada apa-apa sedikit, langsung panik, hihi.. Maklum emak-emak rempong ;p Sampai-sampai dibawa ke dokter, dan setelah di-skrining dan diperiksa, dokternya bilang, “I just don’t know what to do with your child, she’s completely fine and healthy“. Anak kurus gak selalu identik dengan gak sehat, begitu juga sebaliknya, kata dokter 🙂 Hhh.. Lega lah yaa, sadar diri aja.. Gimana anak mau gede badannya kalau emak bapaknya cungkring? Hehe.. 😀
Tapiiii… gak ada salahnya juga kan mencari tau kebenarannya. Hikmahnya, saya jadi mencari tau segala sesuatu yang berkaitan dengan zat besi, khususnya untuk anak balita, dan saya coba rangkum disini 🙂
Seminggu kemarin, rasanya pengen mudiknya dipercepat sajaaa, heu.
Semua berawal dari sekitar 1 bulan lalu – saat hampir setiap hari Ayah tidur tengah malam, gak jarang menjelang dini hari – untuk mengejar deadline submission PhD thesis demi ‘menanggalkan’ status mahasiswanya di tahun ini. Nothing good comes easy, indeed.
Puncaknya, weekend dua minggu yang lalu kami kedatangan dua orang traveller dari Bandung. Selalu senang kalau ada yang berkunjung karena rasanya seperti ditengokin, apalagi yang datang dari kampung halaman. Menikmati weekend dengan berkeliling Penang sejak pagi dan baru tiba di rumah saat matahari sudah gak lagi kelihatan, ternyata cukup menjadi pemicu runtuhnya daya tahan tubuh Ayah malam itu 😦
Demam tinggi, sampai 39,4 derajat 😦
“Kalau gak ada yang dateng ke rumah, ‘booking’ di-cancel ya, jadinya available untuk yang lain”.
Hihi.. Saat ini sih bisa senyum-senyum sendiri kalau inget kalimat ‘ancaman’ itu, padahal pada masanya di pertengahan tahun 2009, cukup menjadi kalimat sakti yang menguras hati.. ;p
Sumber protein dari daging, ayam, ikan, udang, tahu, tempe? Checked. Selain tahu tempe, kacang-kacangan jarang sekali saya masak karena saya kurang doyan ;p hihi.. Ini pe-er saya selanjutnya, sekarang bahas cumi dulu 😀
Continue reading “[Resep] Homemade Crumbed Calamari (Cumi Goreng Tepung Panir)”
Pertama kali menerima tanda cinta berupa award macam ini dari Mak Widyanti Yuliandari, seorang insinyur lingkungan yang berbagi ilmunya di blog http://wyuliandari.wordpress.com, (thank you, Mak! :)), langsung googling pengen tau origin-nya. Tapiii, alih-alih menemukan asal-mulanya, malah menemukan banyak blog lain yang juga menerima estafet ‘surat cinta berantai’ ini 😀 hehe..
Apakah yang terbayang setelah mendengar kata-kata “bahan kimia” dan “reaksi kimia”?

Sekumpulan botol-botol seperti di atas?

Seseorang dengan jas lab yang sedang memegang tabung reaksi dan erlenmeyer yang berisi cairan warna-warni, lalu dicampur dan tiba-tiba meledak?
Berhubung saya ada keturunan Minang, masakan Khas Sumatera Barat ini biasa jadi menu harian di rumah Mama di Bandung. Mama sebetulnya jarang masak menu yang terkenal dengan santan dan pedasnya ini, cuma sesekali aja. Mama lebih jago masak makanan khas Sunda karena duluu banget awal belajar masak memang masakan Sunda, mengingat Papa memang orang Sunda asli. Tapi.. karena Ibu (nenek saya) orang Minang asli yang memang jago masak, secara gak langsung bukan cuma dapat ilmu gratis, tapi juga sekalian makanannya, hihi 😀
I Write to Remind Myself
Random story of Egi
Bangun, Cek Blog, Tidur.
Pray. Eat. Read. Love. Share
Bacalah dan Menulislah
setiap perjalanan mendewasakan
"a state of cahyani in a stable equilibrium"
Cerita Keluarga Setengah Lusin
Connect, Learn and Have Fun!
eat, play, work, pray... and sleep!
excessive stories and ideas of Nadia Khaerunnisa
iTravel, iLearn, and iLive
be BetteR peRsoN
eat, coffee, and travel
My Travel Footprints
knick knacks of my daily life
A memory to someone. A home to a life.