Posted in Cooking, Motherhood, Parenting

Tips Memilih Jajanan ‘Sehat’ untuk Anak

Sekitar 1 bulan lalu, ada beberapa gambar produk makanan yang ramai dapat respon mengagetkan di media sosial. Makanannya sih biasa.. bahkan terlihat cukup ‘akrab’ dikonsumsi anak-anak.

Terus, apa yang bikin kaget?

Ternyata di labelnya tercantum tulisan:

Disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah lima tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Jreeeeng!

Nah lho! Banyak yang merespon kaget karena anak-anaknya cukup sering mengonsumsi makanan-makanan tersebut 😦

Secara kasat mata, makanan-makanan tersebut kelihatannya memang ‘bukan makanan yang aneh-aneh’: sirup rasa buah, kacang-kacangan, sejenis stik coklat, dan minuman agar-agar rasa buah.

Tapiiii… coba lihat ingredients list-nya. Wooow.. Panjang bener list-nya untuk ukuran makanan yang ‘seharusnya’ simpel 😉

Real food doesn’t even need an ingredients list, because real food IS the ingredient – Kris Gunnars

Secara ekstrem, kutipan tulisan Kris Gunnars – seorang mahasiswa kedokteran yang juga pemerhati nutrisi – memang ada benarnya, ya 😉

Makanan yang perlu ingredients list sebagian besar adalah makanan hasil olahan pabrik, yang dalam prosesnya seringkali membutuhkan penambahan zat aditif lain – yang sebetulnya gak perlu ikut terkonsumsi, kalau kita memakan langsung sumber makanan itu sendiri 😉

Contoh yang paling simpel adalah jus buah. Jus buah yang berkualitas tentunya adalah jus yang dibuat ‘hanya’ dari buah. Ya iyalaaah 🙂

Dari satu gelas jus buah, kita bukan cuma bisa dapat nutrisi utama berupa vitamin dan serat yang sangat baik untuk pencernaan, tapi juga antioksidan 😉

Print
Sumber: freedesignfile.com

Nah, apa yang terjadi pada jus buah atau ‘minuman buah’ pabrikan?

Ini sih berdasarkan pengalaman saja ya… Sebagian dari yang dijual di pasaran, mending kalau masih mengandung sari buahnya sendiri, sebagian di antaranya cuma berisi campuran air, pengawet, pewarna buatan, gula dan perasa buah (artificial flavour) 😦 Eh.. mending kalau gula, bahkan ada yang pemanisnya ternyata artificial juga, pemanis buatan 😐

Jadi apa dong yang kita dapat? Alih-alih dapat nutrisi yang baik, tubuh kita malah terisi dengan zat-zat ‘gak berguna’ yang sebetulnya bisa kita hindari 😉

How can I ensure I'm getting 100 orange juice? Buy an orange!
Sumber: jantoo.com

Saya bukan ahli makanan, bukan juga ahli gizi. Saya cuma seorang Ibu yang kebetulan punya concern lebih soal ini karena pernah sedikit belajar tentang Biokimia Pangan, dulu di bangku kuliah. Sejujurnya sih.. yang belajar di kuliah itu teori bangettt! Hihi.. 😛 Justru lebih banyak belajar setelah sekarang jadi emak-emak perantauan beranak satu 😀 hehe..

Kalau soal jus buah, pastinya lebih berkualitas bikin jus sendiri dari buahnya langsung 😉

Tapi… kalau sekali-kali perlu yang cepat, praktis dan untuk on the go, daripada beli minuman warna warni yang gak jelas, boleh lah yaa beli jus buah pabrikan. Tapi pastinya pilih-pilih dong! 😉 Apalagi ini buat anak loh 🙂

Supaya bisa memilih produk mana yang lebih berkualitas, gak perlu jadi ahli gizi dulu, kok 😉 Bisa coba beberapa tips simpel yang biasa saya praktikkan:

1. First thing first, jangan lupa pastikan tanggal kadaluarsa nya belum terlewat. Jelas penting! 🙂

2. Intip ingredients list-nya (komposisinya), bandingkan dengan produk sejenis. Makin panjang list komposisinya, biasanya makin banyak aditifnya. Hihi.. simpel tapi biasanya sesuai dengan kenyataan loh 😉

Nah, berikut beberapa produk yang biasanya saya ‘intip’ komposisinya:

Jus buah

Perhatikan apakah memang benar mengandung buah itu sendiri, bukan cuma perasa buah (artificial flavour). Ya iyalaah 😉

orange-juice-mom
Sumber: rofl-lol.com

Terus, kalau memang pakai pemanis, lihat juga pemanisnya: gula atau pemanis buatan (sakarin, siklamat, aspartam, sorbitol, xylitol, dll). Ini salah satu yang saya ingat dari pelajaran jaman kuliah, bahwa beberapa jenis pemanis buatan terbukti menyebabkan kanker kandung kemih pada hewan percobaaan. Pada manusia memang belum terbukti sih, tapi gak ada salahnya lebih bijak memilih 🙂

Selanjutnya, lihat apakah pakai perasa buatan (perisa identik stroberi, perisa identik apel, dll). Rasanya, kalau produk tersebut mengandung ‘cukup banyak’ buah yang berkualitas, gak perlu lagi perasa buatan kan ya? ;).

Laluu.. perhatikan apakah tercantum benzoat, sorbat, sulfur dioksida dalam komposisinya. Ini adalah beberapa jenis pengawet yang umum dipakai dalam jus atau ‘minuman’ buah.

isolated-fruit-juice-carton-boxes-8465392
Sumber: dreamstime.com

Untuk jus buah pabrikan, rasanya memang susah buat meng-exclude pengawet dari komposisinya, karena sejatinya jus buah segar harus langsung dikonsumsi sesegera mungkin kan..

Kecuali, ada beberapa produk tertentu yang memang menggunakan sistem pasteurisasi dan teknik aseptic pada produk jusnya. Kalau nemu yang ginian sih, buat saya ‘surga banget’ 😉 Walaupun harus merogoh isi kantong gak jarang dua kali lebih banyak, tapi worth it. Harga memang gak bisa bohong, ya 😉

Sedikit catatan buat produk jenis ini, biasanya shelf-life nya sangat pendek, apalagi kalau sudah dibuka, harus disimpan di lemari pendingin atau segera dikonsumsi. Jadi, gak kalah penting juga untuk baca “cara penyimpanan/konsumsi” di kemasan 🙂

Last but not least, pewarna makanan. Biasanya dicantumkan juga apakah sumbernya alami atau sintesis. Kalau tersedia, baiknya pilih yang pakai pewarna alami karena gak ada ‘efek samping’ dibanding pewarna sintetis. Misalnya, warna merah tua keunguan dari pigmen antosianin. Antosianin ini berasal dari perasan kulit anggur lho 🙂

Yogurt atau minuman yogurt

Pilih yang komposisinya adalah bahan awal makanan tersebut, yaitu susu segar.

Kalau kita mau bikin homemade yogurt, memang cuma perlu susu segar dan kultur bakteri (aktif) aja kok 😀 Sayangnya, sampai saat ini saya baru satu kali aja coba bikin yogurt sendiri, belasan tahun lalu waktu masih pakai seragam putih-abu 😛 hehe..

Tapi untungnya, ada produk yang komposisinya sama dengan homemade yogurt (hanya terdiri dari susu segar dan kultur bakteri aktif). Pengalaman saya sih, plain yogurt macam begini harganya memang lebih mahal dan shelf life-nya lebih pendek dibandingkan produk-produk yang ingredients list-nya lebih ‘panjang’. Worth the price, lah ya 😉

Enaknya yogurt plain macam begini adalah, selain tanpa embel-embel aditif, bisa suka-suka juga dimodifikasi jadi yogurt berbagai rasa buah, tinggal campur saja pakai buahnya langsung, masukkan ke blender, tambah sedikit madu, jadi deh smoothies 😉

smoothies-alma
Gambar: Alma and her mango+papaya smoothies 🙂

Bukan cuma enak dan segar banget, tapi juga jadi ‘obat’ sembelit paling ampuh deh, apalagi buat Alma 😉 Gak heran ya, kultur bakteri aktif (probiotik) memang bagus buat pencernaan 🙂

Selain dibikin smoothies, bisa juga bikin semacam homemade ‘frozen’ yogurt, dijamin puas karena porsinya bisa suka-suka 😉

Frozen-Yogurt
Sumber: funny-pictures.picphotos.net

Keju

Selain yogurt, keju juga banyak jenisnya ternyata. Sejak tinggal di Penang (banyak pilihan keju impor), saya sempat terkaget-kaget lihat harga keju (batangan). Mahalnyaaa Maaak >_< hihi..

various_cheese
Sumber: freedesignfile.com

Komposisinya ternyata memang ‘cuma’ susu segar, kultur bakteri dan garam, gak ada embel-embel aditif lain 😉

Harga keju macam begini memang bakal menguras kantong cukup dalam, coba saja bandingkan 😉 Tapi rasa memang gak bohong, loh 😉

Gula-gula, cookies, stik warna warni dan sejenis cemilan manis lainnya

sweet-treat-pack
Sumber: vectorfree.com

Hmmm.. agak tricky memang, karena komposisinya pasti banyaaaak dan agak susah buat diidentifikasi.

Kalau boleh milih, untuk cemilan manis, saya sih lebih prefer kasih anak potongan buah atau kue basah dari toko kue yang bisa dipercaya atau pesan ke catering khusus anak yang memang concern soal aditif makanan 😉

Lebih bagus lagi, jelas kalau bisa bikin sendiri 😀 hehe.. Cemilan homemade gak melulu harus yang ‘wah’ dan ribet bikinnya kok, bisa sesederhana bola ubi keju, sarikaya, pancake, sup buah, custard labu kuning, dan puding coklat. Yah, ketauan deh bisa nya cuma bikin yang beginian aja, hihi 😛

Tapi, kalau memang kepepet banget gak bisa bikin sendiri kue tertentu (kayak saya yang terbatas kemampuannya gak bisa baking, hehe), gak bisa juga beli kue basah atau pesen ke catering, secara ‘kasar’ bisa pilih makanan yang warna nya gak terlalu ‘ekstrem’ dan rasa nya pun gak terlalu manis.

Untungnya Alma gak doyan yang terlalu manis, sama kayak emaknya, mungkin karena kami memang udah manis 😛 hihi.. 😀

Sosis, nugget, kornet, smoked beef, atau processed meat product yang lain

Saya sih sejujurnya sampai sekarang masih gak ‘rela’ ngasih ginian ke Alma, hehe.

Selain dipenuhi banyaaaak banget pengawet (kalium nitrit, natrium nitrit, kalium nitrat, natrium nitrat, dll), pewarna, dan perisa sintetis demi ‘menutupi’ rasa (kandungan dagingnya gak jarang ternyata cuma sedikit banget!), rasa nya pun jelas gak se-cihuy produk aslinya, alias daging itu sendiri 😉

"Look, they're not sausages! OK?!"
Sumber: cartoonstock.com

Untungnya juga, sampai sekarang Alma kalau ngemil lebih suka yang asin atau gurih, jadi emaknya masih bisa memfasilitasi bikin sendiri di rumah 😀 hehe.. Spageti atau makaroni skutel jadi favorit 😉

Kalau kentang goreng, alih-alih ‘berjodoh’ sama sosis, biasanya dimakan bareng homemade nugget ayam/tenggiri/udang atau homemade chicken steak ‘abal-abal’ (yang bikinnya super gampang) 😀

Maklum, belum bisa bikin sosis, kalau nugget sih udah bisa lah ya terima orderan 😛 hihi..

Resepnya udah pernah ditulis disini, kali aja ada yang mau ngintip 😉

Agar-agar warna warni

jelly
Sumber: behance.net

Hmmm.. pewarna makanan atau pewarna tekstil, nih? 😦 Hihi.. serem ya. Pewarna makanan sebenernya aman (jelas kalau dibanding pewarna tekstil yang disalahgunakan jadi pewarna makanan), tapi jangan sering-sering lah yaa.. Kalau boleh milih sih, saya mending beli agar-agar plain, terus bisa diisi deh suka-suka saya 😉

Kalau mau rasa stroberi, ya tinggal dicampur buah stroberi 😉 Kalau mau rasa coklat, tinggal tambah coklat bubuk 🙂 Kalau mau sedikit ‘padat’, bisa dicampur kabocha/labu kuning/jagung, selain mengenyangkan, cantik juga warnanya kuning alami 😉

Makanan ringan atau snack yang kriuk-kriuk

chips
Sumber: rofl-lol.com

Memang agak susah yaa menghindari ginian, gak jarang saya yang dewasa aja doyan banget, hehe 😛 Tapi kalau buat anak sih, banyak gak sehatnya daripada manfaatnya, ya 😦

Karena saya ‘gak rela’ Alma makan ginian, saya dan Ayahnya juga jadi ‘terpaksa’ jarang beli, heu. Tapi pada akhirnya, no big deal lho ternyata 😉

Sampai saat ini sih, untuk jadi substitusinya, saya baru nemu keripik singkong rasa original yang komposisinya memang cuma singkong, minyak, dan garam. Sayang kalau keripik kentang belum nemu nih yang macam begitu, pasti ada tambahan penyedap dan teman-temannya. Ada yang jualan gak nih? Menurut saya sih peluang besar kalau ada yang jual 😉 hehe..

***

Saya pribadi sebetulnya gak membiasakan anak untuk ‘jajan’, apalagi Alma masih balita gini, hehe 😀 . Tapi kenyataannya, pada akhirnya anak berada di lingkungan yang lebih ‘luas’ dari sekedar lingkup rumah, mau gak mau minimal anak melihat ‘jajanan-jajanan’ tersebut.

Gak bisa dipungkiri kalau ‘jajanan-jajanan’ sekarang bentuknya sudah macam-macam, ya. Segala yang dulu harus from scratch diproses atau diolah manual, sekarang bisa dengan gampangnya kita temukan di rak supermarket, yes? 😉

Gak salah memang, karena jaman memang terus berkembang dan keleluasaan setiap orang beda, jadi kebutuhan akan segala hal yang ‘praktis’ juga meningkat. Hari gini… siapa yang gak butuh yang ‘praktis’? 🙂

Tapi… bukan berarti jadi habit atau daily lifestyle dalam mengonsumsi makanan, kan? 😉

Karena kenyataannya, segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan – apalagi aditif makanan yang punya efek samping buat kesehatan – pastinya gak baik 😉 Makanan homemade, selain bisa lebih ‘sehat’ karena tanpa aditif, bisa kita tambahkan bumbu ‘cinta’ sendiri, lho 😉

Kalau memang ada jajanan tertentu yang memang gak bisa dibikin homemade dan from scratch, paling minimal banget, ‘cuma’ dari baca label kemasan makanan saja, bakal banyak ngasih tau kita ‘identitas’ makanan itu sendiri 🙂

Apalagi, kalau konsumennya anak-anak yang masih perlu nutrisi yang ‘baik’ untuk tumbuh dan berkembang, penting banget untuk lebih bijak dan jeli memilih 😉

Yuk, bareng-bareng jadi ibu dan konsumen cerdas! 🙂

fotor_WP_20140529_014

***

P.S. Kalau ada yang punya tips lain, boleh banget ditambahkan ke kolom komentar 🙂

,

4 thoughts on “Tips Memilih Jajanan ‘Sehat’ untuk Anak

  1. Saya setuju banget dengan endingnya yang mengajak kita sebagai para ibu untuk menjadi ibu dan konsumen yang cerdas.

    Sebenarnya untuk makanan2 yang dikemas secara komersial, BPOM sudah memiliki aturan tersendiri, dan salah satu aturan yang perlu kita pahami adalah di bagian “Komposisi” itu adalah ingredient yang digunakan di dalam formula, dan harus dituliskan secara berurutan dari yang paling tinggi kandungannya ke yang paling rendah kandungnya.

    Jadi, kalau membeli makanan / minuman yang dikemas secara komersial, lihat urutan ingredientnya, yang tertera paling depan apa ? kalau gula, berarti produk tersebut sangat tinggi kadar gulanya. Dan kalau dalam sehari misalnya anak2 mengkonsumsi juice, lalu teh dalam kemasan lalu susu cair dsb, dan rata2 dari ketiga minuman tersebut gula menempati urutan ke 2 atau ke 3, berarti intake gulanya dalam sehari cukup tinggi. Dan ini perlu di waspadai karena trend diabetes di dunia saat ini meningkat dan usia penderitanya semakin muda.

    Juice yang sehat sebaiknya memang bikin sendiri di rumah, dan yang diminum sekalian dengan seratnya, jangan perasan airnya saja. Karena serat juga sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.

    Like

    1. Waaaah seneng banget bisa diskusi kayak gini.. Makasih info tambahannya Mbak Irastina.. 🙂 Nulis ini banyaknya sih berdasar pengalaman jadi Ibu aja, kerasa banget we are what we eat, makanan yang jadi daily consumption kita, bisa jadi sumber kesehatan, atau malah berbalik jadi sumber penyakit ya, Mbak.. Makanya memang seharusnya lebih kita perhatikan, apalagi buat anak 😉 Prefer blender to juicer supaya seratnya kebawa semua ya, Mbak 😉 Salam kenal, makasih udah mampir 🙂

      Like

Leave a comment